Bandung, 21 Februari 2010
Mengenal Bentuk Rondo
Pada Periode Musik Klasik (1750-1825)
Oleh: Tono Rachmad PH)
1. Apakah Rondo itu?
Banyak movement dalam sejumlah karya musik untuk piano sonata, simfoni, konserto, dan musik kamar diperiode klasik (1750-1825), salah-satunya adalah dalam bentuk Rondo (Ing: Round, artinya berputar). Istilah ini dimaksudkan sebagai karya yang memiliki tema utama yang akan hadir beberapa kali diantara tema-tema baru yang muncul. Tema utama ini dihadirkan secara lengkap di awal karya. Sementara tema utama berikutnya yang akan hadir, biasanya berupa bagian yang tidak lengkap, tetapi kita masih merasakannya sebagai tema utama.
Sebagai contoh, kita dapat menemukan bentuk rondo ini pada karya Horn Concerto no. 4 dalam Es mayor (movement III- allegro vivace), ciptaan Wolfgang Amadeus Mozart yang dikenal sebagai composer periode klasik. Bentuk rondo, pada karya konserto ini, diawali dengan hadirnya tema utama (Tema A) oleh solis dan diulangi kembali oleh orkes. Selanjutnya hadir tema baru (Tema B) yang dibawakan oleh solis dan orkes. Bagian berikutnya, adalah kembalinya tema utama oleh solis dan ulangannya oleh orkes.
Rangkaian karya ini dilanjutkan ke bagian tema baru lainnya (Tema C) yang kemudian diteruskan ke tema utama, kembali ke Tema B, berlanjut ke tema utama kembali, dan diselesaikan oleh bagian koda serta kadens. Sehingga bila kita perhatikan, karya konserto ini memiliki rangkaian struktur: Tema A-Tema B-Tema A-Tema C-Tema A-Tema B-Tema A-koda-kadens. Bentuk rondo semacam ini, merupakan bentuk yang popular sebagai bentuk rondo pada masa periode klasik.
Bentuk rondo pada masa periode klasik, sepintas mirip bentuk ritornello pada masa periode barok (1600-1750), yang memiliki unsur pengulangan tema awal sebagai sela diantara tema-tema baru berikutnya. Bentuk rondo, mengangkat satu tema utama yang mudah dikenal. Tema utama ini, nantinya akan hadir kembali beberapa kali setelah melalui alterasi (pergantian) dengan tema lain).
Bentuk rondo yang ladzim dimasa periode klasik memiliki struktur A-B-A-C-A-B-A seperti karya konserto haydn diatas. Namun adakalanya memiliki struktur yang lebih sederhana yakni berstruktur A-B-C-A. Tetapi ada kalanya juga memiliki struktur yang lebih panjang seperti A-B-A-C-A-D-A-E-A-F-A. Namun untuk menghindari kesan kejenuhan, biasanya para composer klasik menciptakan bentuk rondo yang tidak panjang.
Tema utama (Tema A) umumnya memiliki kesan yang hidup dan sederhana. Para apresiator lebih mudah untuk mengingatnya, karena mereka lebih mudah menangkap pada sesuatu yang kembali lagi. Hal lain mengapa rondo mudah diingat, sebab tema utamanya merupakan tema yang juga dibawakan pada tonalitas dasar (tonic key).
Rondo juga bisa digunakan sebagai karya yang independen atau berdiri sendiri. Namun, rondo juga bisa sebagai salah-satu movement dalam karya simfoni, musik kamar, sonata untuk piano, ataupun pada sajian konserto. Rondo seringkali ditempatkan sebagai final movement (movement terakhir). Alasannya, karena selain memberikan suasana yang hidup diakhir karya, rondo juga bisa memberi konklusi yang menyenangkan.
Bentuk rondo seringkali dikombinasikan dengan bentuk sonata untuk menghasilkan sonata rondo. Karya sonata rondo memiliki bagian development yang sama seperti halnya pada bentuk sonata. Secara umum, strukturnya menjadi A-B-A-development-A-B-A. Contoh bentuk sonata rondo ini, dapat kita temukan pada piano konserto No.5 op.73 dalam Es (The Emperor) movement ke-3, dari Ludwig van Beethoven. Karya ini diawali dengan menampilkan dua bagian tema, yakni: A-B-A dalam tonalitas dasar Es, berlanjut ke bagian development yang mengangkat kembali tema utama dalam tiga kali perubahan tonalitas. Rangkaian karya ini, diselesaikan dengan mengangkat kembali tema awal dalam tonalitas dasarnya (A-B-A), serta bagian koda yang pendek dan ditutup dengan kadens.
Kepopularitasan bentuk sonata rondo ini, tidak menyebabkan berakhirnya bentuk rondo pada periode klasik. Bentuk rondo tetap digunakan oleh composer abad 20, seperti Igor Stravinsky atau Arnold Schoenberg.
2. Bentuk rondo pada sonata piano KV 545 (movement ke 3 karya Mozart
Walaupun telah disebutkan diatas bahwa bentuk rondo pada periode klasik pada umumnya berstruktur A-B-A-C-A-B-A, namun tidak menutup kemungkinan bentuk rondo pada periode ini memiliki struktur yang lain. Seperti pada sonata piano KV 545 movement ke 3 karya W.A Mozart, karya ini memiliki struktur A-B-A-C-A dengan diakhiri oleh bagian koda dan kadens, sebuah karya pendek berbentuk rondo dalam struktur yang sederhana. Diawali dengan Tema A dalam C mayor sebagai tonalitas dasar, tema ini terasa cukup singkat. Notasi tentang tema A Rondo dalam piano sonata KV 545 dari W.A Mozart ini, dapat dilihat pada buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Epstein, 1918 : 40-41
Tema ini diulangi kembali sekali lagi sebelum berlanjut ke tema B melalui kalimat transisi. Ulangan tema A sebagai tema Utama, mungkin dimaksudkan agar mudah untuk diingat oleh apresiatornya, bila kelak tema ini hadir kembali. Notasi tentang tema B Rondo dalam piano sonata KV 545 dari W.A Mozart ini, dapat dilihat pada buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Epstein, 1918 : 40-41.
tema B ini dibawakan dalam tonalitas baru yakni G mayor atau bermodulasi ke tingkat V dari tonalitas dasarnya. Tema B diselesaikan oleh kemunculan motif tema A, sebelum berlanjut je jalimat transisi untuk kemudian hadirkembali Tema A yang sesungguhnya. Kahadiran Tema A (walaupun tidak lengkap) pada bagian ini, namun dapat kita rasakan keberadaanya. Hal ini karena tema A dihadirkan dalam tonalitas dasarnya (C mayor). Pada bagian berikutnya, berlanjut ke Tema C yang hadir dalam tonalitas baru. Notasi tentang tema C Rondo dalam piano sonata KV 545 dari W.A Mozart ini, dapat dilihat dalam buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Epstein, 1918 : 40-41.
Tonalitas baru yang menjadi landasan tema C ini, merupakan tonalitas pararel dari tonalitas dasarnya yakni A minor. Akhir dari keseluruhan karya yang berstruktur rondo ini adalah kembali hadirnya tema A dalam tonalitas dasar (C mayor), yang bersambung ke bagian koda, dan diselesaikan oleh kadens. Notasi tentang bagian coda dan kadens Rondo dalam piano sonata KV 545 dari W.A Mozart ini, dapat dilihat dalam buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Epstein, 1918 : 40-41.
3. Bentuk Rondo pada piano sonata KV 330 (movement ke 3) karya W.A Mozart
Masyarakat lebih mengenal movement ke 3 sonata piano KV 330 dari W.A Mozart ini sebagai Turkish march. Karya yang memilikidaya tarik karena unsure motif utamanya yang ornamentik ini , sebenarnya dikemas dalam struktur rondo yang agak berbeda dari struktur – struktur rondo yang telah dibahas diatas. Namun kita masih merasakan sebagai bentuk rondo karena prinsip rondo masih terdapat pada struktur komposisinya.
Karya ini diawali dengan menghadirkan tema A sebagai tema Utama yang terbagi dalam struktur rangkaian ST A1 – ST A1 – ST A2- ST A1 – ST A2- ST A1 (ST singkatan dari sub tema). Notasi Tentang Tema A Rondo pada piano sonata KV 330 dari WA Mozart ini, dapat dilihat dalam buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Eipstein, 1918 : 254 – 257.
Sementara tema B, Mozart mengambil substansidari ST 2 di tema A. tema B ini menggunakan elemen pola ritmik dan kesan dari ST 2 untuk kemudian diterapkan pada nada – nada yan gberbeda dengan nada-nada pada ST2, tetapi dalam gerak interval yang terkesan mirip dengan gerak interval di ST 2. Notasi untuk Tema B Rondo pada piano sonata KV 330 dari WA Mozart ini, dapat dilihat dalam buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Eipstein, 1918 : 254 – 257.
Tampaknya hal yang sama juga dilakukan oleh Mozart untuk membangun tema C. kali ini ia mengambil elemen pola ritmik dari motif yang terdapat dalam ST A 1 di tema A. tidak hanya itu, Mozart juga membuat tema C dengan pola struktur yang sama seperti Tema A, yakni ST C1- ST C1 – STC2 – STC1 – STC2- STC1. Notasi untuk Tema c Rondo pada piano sonata KV 330 dari WA Mozart ini, dapat dilihat pada buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Eipstein, 1918 : 254 – 257.
Bagian berikutnya adalah bagian yang kembali mengulang ke bagian tema B, berlanjut ke bagian tema A dan tema B (sebagai prinsip rondo). Karya diakhiri dengan bagian koda dan kadens. Sebuah karya yang menarik, sederhana, mengingatkan kita pada karakter Mozart yang senang bermain – main dengan musik. Seolah – olah ingin mengajak apresiatornya untuk bersenda gurau dalam komunikasi yang musikal. Notasi untuk bagian coda dan kadens rondo pada piano sonata KV 330 dari WA Mozart ini, dapat dilihat dalam buku kumpulan karya sonata untuk piano oleh Eipstein, 1918 : 254 – 257.

Saturday, November 7, 2009


Sumber :apresiasimusik.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENI GRAFIS